Sunday, March 20, 2016

EXPLORE TIGA PULAU DI KEPULAUAN SERIBU PART 2

Halo sobat blogger dimanapun kalian berada.. !! Lama tak jumpa dan sudah lama pula Saya membiarkan blog ini mangkrak bagai bangunan yang tak jadi, tak berpenghuni dan mungkin sudah layak untuk dijadikan tempat untuk uji nyali...hehe 

Kali ini Saya akan melanjutkan cerita perjalanan Saya ke tiga pulau di Kepulauan Seribu yang kemarin sempat terhenti di tulisan saya yang sebelumnya.

Pulau Onrust adalah pulau kedua yang saya kunjungi setelah pulau Kelor. Menurut informasi yang saya baca bahwasanya pada masa kolonial Belanda, rakyat Indonesia yang berada disekitar sana menyebut pulau tersebut dengan Pulau Kapal karena pulau tersebut sering kali dikunjungi kapal-kapal Belanda sebelum menuju Batavia. Di dalam pulau ini terdapat banyak peninggalan arkeologi pada masa kolonial Belanda dan juga sebuah rumah yang masih utuh dan dijadikan Museum Pulau Onrust.
Nama 'Onrust' sendiri diambil dari bahasa Belanda yang berarti 'Tidak Pernah Beristirahat' atau dalam bahasa Inggrisnya adalah 'Unrest'. Ada sumber lain yg mengatakan bahwa nama Onrust tersebut diambil dari nama penghuni pulau yang masih keturunan bangsawan Belanda, yaitu Baas Onrust Cornelis van der Walck.(Wikipedia)

Lalu apasaja yang bisa kita dapatkan dan pelajari dari Pulau Onrust..? Pulau Onrust bukan hanya sekedar pulau yang dijadikan tempat liburan saja tapi di Pulau Onrust kita juga dapat mempelajari dan memahami tentang sejarah Indonesia ketika dulu dijajah oleh Belanda. Di Pulau Onrust terdapat bangunan-bangunan peninggalan penjajahan belanda berupa benteng-benteng dan pelabuhan kuno serta arkeolog-arkeolog pada masa kolonial Belanda dan ada satu rumah yang masih berdiri kokoh yang sekarang dijadikan sebagai Museum Pulau Onrust. Tidak hanya itu, disana juga terdapat makam yang konon katanya menurut informasi bahwa makam tersebut adalah makam dari pemimpin pemberontakan DI/TII yaitu S.M. Kartosoewirjo.
Setelah puas menikmati wisata sejarah di Pulau Onrust kami pun bersama rombongan bergegas untuk menuju pulau yang terakhir yaitu Pulau Cipir.

Pulau Cipir menjadi tujuan terakhir kita setelah lelah berkeliling dari Pulau Kelor dan Pulau Onrust. Saya sempat terkejut ketika pertama kali menginjakan kaki di pulau tersebut karena disuguhkan dengan patung yang mirip organ terlarang laki-laki. Saya hanya berfositif thinking dan berfikir mungkin itu hanya di design tidak untuk menyerupai apa yang saya fikir sebelumnya. 

Disana kita beristirahat sholat dan makan sambil leyeh-leyeh karenan terlalu lelah dan kepanasanan. Saya akan ceritakan sedikit tentang Pulau Cipir. Pulau Cipir atau Pulau Kahyangan merupakan salah satu yang termasuk kedalam Pulau Paradiso selain pulau Onrust, pulau Kelor dan pulau Bidadari. Di pulau ini terdapat beberapa peninggalan sejarah yaitu berupa sebuah benteng yang dibangun oleh Belanda pada masa VOC. Selain itu, di Pulau Cipir juga terdapat bangunan yang pada masa itu dijadikan sebagai karantina dan Rumah Sakit bagi para jemaah haji yang akan pergi berangkat haji. Mungkin kita akan sedikit terkejut karena ternyata bangunan-bangunan tersebut kini sudah tidak utuh lagi dan hanya tinggal menyisakan tembok-temboknya saja yang menjadi bukti bahwa pada masa itu ada kehidupan disana yang mungkin kita tidak pernah mengalaminya. 


Dan itulah sekilas dari perjalanan atau trip hemat yang saya lakukan dengan sahabat-sahabat saya. Tidak perlu biaya yang mahal untuk kita para workaholic untuk merefresh otak agar bisa terhindar sejenak dari riweuhnya urusan pekerjaan kantor. Dengan hanya uang seratus ribu rupiah kita bisa berjalan dan mempelajari tentang sesuatu yang mungkin tidak kita tahu sebelumnya. Tidak hanya kesenangan semata yang kita dapatkan namun harus ada sebuah pelajaran yang harus kita dapatkan pula bukan hanya sekedar foto-foto selfie melainkan ilmu yang nantinya bisa kita wariskan ke generari yang akan datang. Thank You.. See You Next Journey ....





0 komentar:

Post a Comment